Hei, yang ngaku orang Pati!!. Pada apal gak nih, berapa kecamatan di Kabupatenmu?. Yakin dah, gak ada yang hapal. Gue aja nulis ini kopas semua (sumber utama dari wikipedia, http://id.wikipedia.org/). Baiklah, kini saatnya anda haurs lebih tahu daripada sebelumnya. Jangan kalah ama Pramudya Ananta Toer yang udah nulis buku “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Dia aja nulis sejarah Pati ama Juwana, masak kita yang asli sono aja gak tahu jumlah kecamatannya.. apalagi namanya.. OK, let’s read and remember Every Subdistrict Of Pati Regency. DEEP in PATI INSIDE…
Great Map of Pati Regency (only on patibumiminatani.wordpress.com)
Batangan (1)
Batangan berada tepat di ujung timur Kabupaten Pati. Ia termasuk kecamatan yang terletak di pesisir Laut Jawa, berada di Jalur Pantura, sekaligus berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang (terpisah Sungai Randugunting). Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Juwana. Dari ibu kota Kabupaten Pati memiliki Jarak kurang-lebih 22 km ke arah timur. Luas kecamatan ini adalah 5.066 ha sekaligus sebagai kecamatan terkecil kelima di Kabupaten Pati setelah Kecamatan Pati, Wedarijaksa, Trangkil dan Tayu. Kecamatan ini mempunyai ketinggian berkisar antara 1-4 meter dpl dan terdiri atas tanah berjenis aluvial. Batas-batas wilayah Kecamatan Batangan yaitu: Utara berbatasan dengan Laut Jawa. Timur berbatasan dengan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jaken. Barat berbatasan dengan Kecamatan Juwana.
Rumah antik di Batangan (jowoantique.blogspot.com)
Secara administratif, kecamatan Batangan terbagi ke dalam 18 desa yang terbagi lagi ke dalam 52 Rukun Warga (RW) dan 266 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk kecamatan Batangan sebanyak 40.799 jiwa (tahun 2006) dengan komposisi 20.294 jiwa penduduk laki-laki dan 20.505 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk bermata pencarian sebagai petani, petani tambak dan nelayan. Komoditas utama tanaman padi, tambak Udang Windu dan bandeng serta garam. Kecamatan Batangan hanya memiliki 1 buah pasar tradisional yang terletak di bagian selatan wilayah kecamatan tepatnya di desa Kuniran. Pasar tradisional ini beroperasi tiga kali seminggu yaitu pada hari Minggu, Selasa dan Jumat. Hari operasi pasar ini bergantian dengan pasar Ngulakan yang terdapat di Sumberejo kecamatan Jaken yang hanya berjarak 3 km dari pasar tersebut. Kecamatan Batangan meruapakan satu di antara 4 kecamatan di Kabuapten Pati yang memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). TPI tersebut terletak di desa Pecangaan.
Cluwak (2)
Persawahan di Cluwak (panoramio.com)
Terletak kurang lebih 39 km ke arah utara dari pusat kota Pati. Berada di lereng Gunung Muria dengan tanah berjenis “latosol” kecamatan ini berada di ketinggian antara 15-282 m dpl. Secara administratif, kecamatan Cluwak terdiri atas 13 desa, 74, Rukun Warga (RW) dan 287 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data tahun 2006, kecamatan Cluwak berpenduduk sebanyak 44.079 jiwa yang terdiri atas 22.014 jiwa berkelamin laki-laki dan 22.065 berkelamin perempuan. Cluwak memiliki beberapa lembaga pendidikan mulai tingkat TK hingga SMA. Dalam bidang kesehatan, mayarakat kecamatan Cluwak dilayani oleh sebuah Puskesmas dan 2 buah Puskesmas Pembantu. Di bidang perekonomian, kecamatan Cluwak memiliki 3 buah pasar tradisional. Pasar tersebut terdapat di desa Ngablak
Dukuhseti (3)
Terletak kurang lebih 36 km ke arah utara dari pusat kota Pati. Merupakan daerah dataran rendah dan berada di pesisir laut Jawa dengan ketinggian tanah antara 1-40 meter dpl. Batas-batas kecamatan Dukuhseti antara lain: Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa Sebelah timur berbatasan dengan laut Jawa Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Tayu Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Cluwak dan kecamatan Keling Kabupaten Jepara.
Sungai di Dukuhseti (designography.blogspot.com)
Secara administratif, kecamatan Cluwak terdiri atas 12 desa, dengan 46, Rukun Warga (RW) dan 342 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data tahun 2006, kecamatan Dukuhseti berpenduduk sebanyak 57.723 jiwa yang terdiri atas 29.184 jiwa berkelamin laki-laki dan 28.539 berkelamin perempuan. Kecamatan Dukuhseti memiliki beberapa lembaga pendidikan mulai tingkat TK hingga SMA.
Gembong (4)
Gembong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati. Satu-satunya kecamatan yang mempunyai dua waduk sekaligus, yaitu waduk Gunung Rowo dan Waduk Seloromo, secara geografis, kecamatan Gembong terdapat di lereng Gunung Muria, yang mempunyai kebun kopi yang sangat luas, yaitu terdapat di desa Jolong. Kecamatan Gembong terletak di lereng sebelah timur gunung Muria dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kudus. Dari ibu kota Kabupaten Pati, berjarak 14 km ke arah barat laut.
Wilayahnya mempunyai luas 6.730 ha yang sebagian besar berupa hutan dan perkebunan. Sebagai daerah yang berada di ketinggian berkisar antara 20-900 meter dpl, kecamatan Gembong memiliki tanah berjenis Latosol. Secara administratif, kecamatan Gembong merupakan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit di Kabupaten Pati karena hanya terdiri atas 11 desa yang terbagi dalam 85 Rukun Warga (RT) dan 276 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk kecamatan Gembong sebanyak 40.780 jiwa (tahun 2006) dengan komposisi 20.622 jiwa penduduk laki-laki dan 20.158 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk kecamatan Gembong berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, tanaman buah (rambutan, durian, jeruk) dan tanaman keras.
Dalam bidang ekonomi, masyarakat kecamatan Gembong memiliki sebuah pasar tradisional yang terletak di pusat kota kecamatan. Selain lembaga pendidikan formal juga terdapat berbagai lembaga non formal seperti TK (sebanyak10 buah), RA (sebanyak 10 buah), Pondok Pesantren dan Taman Pendidikan Quran yang tersebar hampir di setiap desa di kecamatan Batangan. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Al Ma’arif yang berdiri sejak tahun 1072, Bimbingan belajar GRIYA CERDAS di Desa BERMI http://mitospati.blogspot.com
Tempat-tempat pariwisata di kecamatan Gembong antara lain:
1. Waduk Seloromo
Waduk ini dibuat oleh Belanda sekitar tahun 1930. Sekarang menjadi sumber pendapatan bagi desa Gembong. Di sekitar waduk sering digunakan sebagai tempat berkemah. Waduk ini terdapat di desa Gembong
Pemandangan nan tenang di Waduk Seloromo (promojateng-pemprovjateng.com)
2. Waduk Gunung Rowo
Salah satu view dari Waduk Gunugrowo (shw.kotapati.fotopages.com)
Waduk Gunung Rowo terletak di desa Sitiluhur, kecamatan Gembong. Luas areal +320 Ha. Menurut catatan Kantor Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah setempat, waduk ini dibangun semasa pemerintahan Belanda pada tahun 1928. Waduk Gunung Rowo diperkirakan mampu menampung air sekitar 5,5 juta meter kubik, sekaligus juga sebagai suplai bagi Waduk Seloromo. Dulu Waduk Gunung Rowo bersama Waduk Seloromo mampu mengairi sawah seluas sekitar 10.000 hektar, yang tersebar di wilayah Kecamatan Margorejo, Gembong, Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati.
Di sebelah atas waduk merupakan Bumi Perkemahan yang pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Jambore Daerah Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Tengah pada tahun 1992. Perkebunan Kopi dan Bumi Perkemahan Jolong. Merupakan perkebunan kopi, pabrik pengolahan kopi dan Bumi Perkemahan yang terletak di lereng Gunung Muria, di desa Sitiluhur berada diketinggian 570-790 m dpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 25 – 32 C. Obyek yang dikelola oleh PT Perkebunan Nasional IX ini dan memiliki luas lebih kurang 527 ha ini merupakan peninggalan penjajah Belanda.
Di lokasi ini kita bisa menyaksikan keindahan alam berupa beberapa air terjun kecil, sungai berbatu, jalan setapak di sisi tebing. Selain itu, tempat ini merupakan salah satu jalur pendakian untuk menuju puncak Argojembangan, satu di antara 4 puncak tertinggi di gunung Muria.
Gabus (5)
Gambar Masjid Kecamatan Gabus (id.wikipedia.org/)
Kecamatan Gabus terletak di bagian selatan Kabupaten Pati. Bagian utaranya dibatasi oleh Sungai Juwana. Hal ini mengakibatkan bagian utara kecamatan ini menjadi langganan banjir setiap tahun akibat meluapnya Sungai Juwana. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Kayen.
Kecamatan Gabus terletak tepat di sebelah selatan kota Pati dengan wilayah seluas 5.551 ha (55,51 km²). Merupakan daerah dataran yang sebagian besar merupakan tanah berjenis aluvial yang terletak di ketinggian antara 5 sampai dengan 30 meter dpl. Batas-batas wilayah Kecamatan Gabus yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pati. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Winong. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Kayen. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kayen. Perbatasannya dengan Kecamatan Pati di batasi oleh Sungai Juwana.
Kecamatan Gabus memiliki 24 desa yang terdiri atas 75 Rukun Warga (RW) dan 398 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan Gabus memilki penduduk sejumlah 55.363 jiwa (2006) yang terdiri atas 26.802 jiwa penduduk laki-laki dan 28.561 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk kecamatan gabus bermata pencaharian sebagai petani dan buruh di berbagai industri yang terdapat di kota Pati. Dan sebagian lagi menjadi perantau di daerah lain bahkan di luar negeri.
Gunungwungkal (6)
Sawah terasiring di Gunungwungkal (http://pisangkremes.wordpress.com/)
Gunung Wungkal adalah nama kecamatan di kabupaten Pati. Kontur wilayahnya berbukit-bukit. Padi di tanam menggunakan terasering, yakni kondisi lereng yang dibuat bertangga-tangga. Banyak petani menggunakan motor ke sawah-sawah mereka. Hampir semuanya motor bodong (tanpa nomor polisi). Motor-motor itu digeletakkan begitu saja. Salah satunya seperti pada foto di bawah ini. Diletakkan di dalam kali. Untuk menuju sawah, mereka harus berjalan kaki, dan tempatnya tidak bisa dicapai menggunakan motor. Itulah sebabnya motor-motor ini ditinggalkan, sementara pemiliknya menggarap sawah. Sebenarnya cukup sulit menggali info tentang Gunungwungkal, daerah ini sulit dijangkau, sehingga potensi wisatanya yang masih alami belum bisa dinikmati oleh khalayak para wisatawan. (pisangkremes.wordpress.com)
Jaken (7)
Suasana Pasar Ngulakan Jaken (id.wikipedia.org)
Kecamatan Jaken terletak di ujung timur dan tenggara dari Kabupaten Pati yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Rembang. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Jakenan. Ibu kota kecamatan ini terletak 30 km ke arah barat dari ibu kota kabupaten Pati. Batas-batas wilayah Kecamatan Jaken yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Batangan. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pucakwangi. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jakenan. Di bagian timur di batasi oleh sungai Randugunting yang memisahkan Kabupaten Pati dengan Kabupaten Rembang Di bagian selatan di pagari oleh Pegunungan Kapur Utara.
Pasar Ngulakan, Jaken, pusat kegitan ekonomi masyarakat setempat. Wilayah kecamatan Jaken mempunyai luas 58,52 km² yang sebagian besar merupakan tanah aluvial dengan ketinggian permukaan tanah antara 10 m sampai dengan 35 meter dpl.
Kecamatan Jaken mempunyai penduduk sejumlah 45.209 jiwa (2006) yang terdiri atas 22.221 jiwa laki-laki dan sisanya 22.998 jiwa perempuan. Mayoritas penduduk kecamatan Jaken berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, tebu, bawang merah, lombok, melon dan lain sebagainya. Kecamatan Jaken memiliki 3 pasar tradisional yaitu: Pasar Ngulakan (di desa Sumberarum), Pasar Ronggo (di desa Ronggo), dan pasar Tahunan (di desa Tegalarum)
Jakenan (8)
Kantor lama Kecamatan Jakenan (patijakenan.blogspot.com)
I was Born here, 1990. I always remember it’s name, althought i seldom visit it since i leave it and move to Jaken. Ngronggo, me and you.. . okay, lets i tell you all about this place…
Jakenan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia, Kecamatan ini memiliki kodepos 59182. Pada masa kolonial, Kecamatan Jakenan menjadi ibukota Kawedanan Jakenan yang membawahi Kecamatan Jaken, Jakenan, Pucakwangi, dan Winong.
Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16 km ke arah timur kota Pati). Berada di ketinggian antara 10-25 meter dpl. Tepatnya berada di koordinat 6°45′0″LS,111°11′0″BT, – 7°4′29″LS,111°9′3″BT Batas-batas Kecamatan Jakenan: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Juwana Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jaken Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pucakwangi dan Winong Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pati Kota dan dibatasi oleh sungai terbesar di Kabupaten Pati, Sungai Juwana.
Seluruh wilayahnya terletak di dataran rendah dengan tanah berjenis “aluvial”. Daerah barat yang menjadi Daerah Aliran Sungai Sungai Juwana setiap tahun pada musim penghujan menjadi langganan banjir akibat meluapnya Sungai Juwana. Pada awal tahun 2008, banjir menenggelamkan daerah barat Kecamatan Jakenan hingga kedalaman 3,5 meter yang berlangsung selama lebih dari satu bulan.
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Jakenan sebagian besar adalah bertani dengan memanfaatkan lahan pertanian berupa sawah tadah hujan. Sebagian lagi menggantungkan hidup sebagai buruh pada berbagai industri yang ada di kota Juwana dan Pati Kota. Karena minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia maka tidak sedikit warga yang pergi merantau ke lain daerah bahkan ke luar negeri, seperti umumnya warga Kabupaten Pati lainnya. Selain padi, produk pertanian daerah ini adalah kedelai dan kacang hijau.
Kecamatan Jakenan mepunya tiga pasar : Pasar Jakenan yang diberi nama Pasar “GO REJO” Pasar ini digunakan sebagai Pasar Orang dan Pasar Hewan. Pasar ini mulai sepi. Pasar Sembaturagung yang disebut Pasar Jagan bertempat di Desa Sembaturagung dibuka setiap hari. Pasar Banglean yang terdapat di desa Tambahmulyo.
Jalan Raya Jakenan – Pucakwangi sedang dibangun pelebaran dan senderan demi kekuatan jalan . Kecamatan Jakenan pada tahun anggaran 2009 yang telah disetujui mendapat anggaran hanya satusatunya desa adalah desa tanjungsari . yang dalam programnya akan digunakan untuk pemnganunan atau perbaikan aspal jalan desa khusunya dukuhan tanjung. Adapun PNPM dalam programnya akan digunakan untuk melanjutkan program yang telah ada yaitu pewnyenderan jalan desa khusunya jalan dukuhan miri yang menghubungan ke jalan raya Jakenan – Pucakwangi.
Dalam bidang pendidikan non formal, kecamatan Jakenan memiliki 24 TK Taman kanak-kanak, 6 RA Raudlatul Atfal/TK Islam, sejumlah TPQ, Pondok Pesantren dan Majlis Taklim. Dengan semakin banyaknya group musik Dangdut dan Rebana di kecamatan Jakenan membuat penghasilan tambahan bagi warganya. Paling menonjol adalah group musik DangdutOM.EL FATAH dan OM. Salome Jakenan.
Tokoh :
1. K. Ahmad Sholih Lazimun, Merupakan putra dari K Lazimun. Tinggal di Desa Kalimulyo. Meskipun sudah menginjak usia lanjut tetapi semangatnya untuk menyiarkan agama Islam di daerahnya tidak pernah pudar. Tokoh yang hidup sederhana dan bersahaja ini selain mengampu berbagai majlis taklim di daerahnya juga menjabat sebagai Ketua Mutasyar Pengurus MWC. Nahdlatul Ulama Kecamatan Jakenan. Juga menjabat sebagai Ketua Penasehat Yayasan Perguruan Islam Al Lazimiyah. Di Jakenan beliau merupakan ulama yang dianggap paling tua.
2. K. Mubasyir, Tinggal di Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan. Mengasuh berbagai majlis taklim di desa Sidomulyo dan sekitar, menjabat sebagai ketua Syuriyah Pengurus MWC. Nahdlatul Ulama Kecamatan Jakenan. Juga menjabat sebagai Ketua Penasehat Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda Sidomulyo. Meskipun tergolong suka bercanda namun kadang sikapnya keras tanpa kenal kompromi.
3. KH. Hasanudin, Tinggal di Desa Tondomulyo. Kelincahan dan kegesitannya dalam berdakwa menjadikannya banyak dikenal di berbagai daerah. Selain membina majlis taklim, beliau juga menjabat sebagai Penasehat Yayasan Pendidikan Tarbiyatul Islamiyah Tambahmulyo dan Penasehat Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda Tondomulyo.
4. Sukawi Sutarip, (lahir di Pati, 15 Januari 1951; umur 61 tahun) adalah walikota Semarang sejak tahun 2000 dan sekarang periode yang kedua (2005-2010). Karena keberhasilannya memimpin ibukota Jawa Tengah, ketua DPD Partai Demokrat itu mendapat dukungan luas untuk mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Tengah masa jabatan 2008-2013.
Juwana (9)
Peta Kota Juwana (kaskus.us)
Kota Juwana merupakan kota di pesisir utara pulau Jawa yang terletak di jalur pantura yang menghubungkan kota Pati dan kota Rembang. Kota Juwana merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Pati setelah Pati. Di kota ini terkenal dengan industri kerajinan kuningan dan pembudidayaan bandeng.
Nama Juwana kemungkinan berasal dari kata Jiwana, yang berasal dari kata bahasa Sansekerta, jiwa. Dengan demikian, perkataan Jiwana diduga adalah nama “Kahuripan” yang disansekertakan. Pendapat lain mengatakan bahwa Juwana berasal dari kata druju dan wana. Druju adalah nama pohon, sementara wana berarti hutan. Batas-batas Kota Juwana: Utara Laut Jawa, Selatan Kecamatan Jakenan dan Pati, Barat Kecamatan Wedarijaksa, Timur Kecamatan Batangan
Merupakan daerah pesisir dan dataran rendah dengan tanah berjenis aluvial dan red yelloy mediteran. Kota ini juga dilalui oleh sungai Juwana (disebut juga sungai Silugonggo) yang menjadi daerah aliran sungai waduk Kedungombo. Sungai terbesar di Kabupaten Pati ini tiap tahun mengakibatkan banjir termasuk di kota Juwana. Luas wilayah kecamatan Juwana adalah 5.593 ha (55,93 km²)
Jumlah penduduk kecamatan Juwana sebanyak 87.484 jiwa (2006) yang terdiri atas 43.565 jiwa laki-laki dan 43.919 jiwa penduduk perempuan. Mayoritas penduduk kecamatan Juwana bermata pencarian sebagai petani, nelayan dan buruh.
Kecamatan ini mempunyai banyak lapangan kerja. Hal yang menjadi ciri khas kecamatan Juwana adalah usaha kerajinan logam kuningan yang sebagian besar terdapat di desa Growonglor dan sekitarnya, serta usaha tambak perikanan di desa Bajomulyo, Agungmulyo dan desa-desa sekitarnya. Dua perusahaan kuningan terbesar dari kota Juwana adalah Krisna & Sampurna.
Kota Juwana juga merupakan kota industri. Pabrik Rokok Djarum mempunyai cabang produksi di Kota Juwana, dan juga Pabrik Rokok Tapel Kuda, yang merupakan salah satu pabrik rokok tertua di Indonesia, basis produksi nya berada di kota Juwana. Selain Pabrik Rokok, kota Juwana juga memiliki pabrik minyak kacang.
Pelabuhan Juwana (suarapati.com)
Pelabuhan Juwana menjadi salah satu tulang punggung kekuatan perekonomian kecamatan Juwana. Pelabuhan ini menjadi salah satu pintu masuk kapal-kapal pengangkut kayu dari Kalimantan. Hasil tambak maupun tangkapan nelayan yang didapat antara lain: bandeng, udang, tongkol, kakap merah, kepiting, ikan pe, cumi, dan kerapu.
Kecamatan Juwana memilikibanyak lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Kwik Kian Gie adalah tokoh nasional kelahiran Juwana.
Kayen (10)
Gua Pancur Kayen (http://patikita.wordpress.com/)
Terletak di kaki pegunungan Kapur Utara, sebuah pegunungan yang membatasi Kabupaten Pati dengan Kabupaten Grobogan. Di lereng pegunungan tersebut, tepat di sebelah selatan desa, terdapat sebah gua besar dan panjang yang disebut sebagai gua Pancur. Gua ini dipenuhi oleh air di dalamnya hingga sebatas pinggang orang dewasa. Di dekat gua inilah, pada tahun 1996 pernah digelar Raimuna Daerah (perkemahan Pramuka Penegak) se-Kwartir Daerah (provinsi) Jawa Tengah.
Margorejo (11)
Kebun Kehati di TPA Margorejo Pati (alamendah.wordpress.com)
Ada suatu yang unik disini. TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) Pati bisa menjadi alternatif tempat wisata lokal bagi warga kota Pati dan sekitarnya. TPA yang terletak di desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati ini awalnya seperti berbagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah lainnya yang yang identik dengan gundukan sampah dan bau busuk.
Namun mulai beberapa tahun terakhir, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pati sebagai pengelola TPA Margorejo, berusaha mengubah itu. TPA Pati diharapkan menjadi tempat penimbunan dan pengelolaan sampah berbasis edukasi lingkungan hidup.
Selain menjadi tempat pembuangan akhir sampah, TPA ini diharapkan dapat menjadi ruang publik dan wahana rekkreasi alternatif yang bersifat edukatif bagi warga Pati dan sekitarnya. Selain dapat melihat proses pengolahan sampah, di TPA Margorejo Pati masyarakat dapat juga menikmati kebun binatang mini, arena outbond dan bumi perkemahan, taman kehati (keanekaragaman hayati), dan taman bacaan. Dan uniknya, semua itu dapat dinikmati dengan gratis.
Dalam mengelola sampah, TPA Pati menggunakan metode Controlled Land Fill yaitu Sampah dibuang lubang berukuran besar kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan berulang kali sehingga lubang penuh. Lubang yang telah penuh (disebut zona non aktif) inilah yang kemudian digunakan sebagai ruang publik.
Kebun Binatang mini dan TPA di Margorejo Pati (http://alamendah.wordpress.com)
Kebun Binatang Mini TPA Pati. Mungkin terlalu kecil untuk dikatakan sebagai kebun binatang. Karena memang keseluruhan koleksi binatang di kebun binatang mini TPA Pati ini berasalkan dari sumbangan warga kota Pati dan sekitarnya. Namun keberadaan kebun binatang mini di TPA Margorejo pati ini telah menjadi daya tarik utama bagi warga pati dan sekitarnya untuk mengunjungi dan berekreasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah ini.
Koleksi hewan yang bisa ditemui di kebun binatang mini TPA Pati diantaranya adalah merak hijau (Pavu muticus), rusa (Cervus sp.), burung kakatua (Cacatua sulphurea), Siamang (Symphalangus syndactylus), elang laut (Haliaeetus leucogaster), monyet, ular sanca (Python sp.), serta beberapa jenis monyet dan burung.
Sayangnya, tampaknya pihak TPA belum memiliki tenaga ahli untuk mengurus koleksi satwa yang dimilikinya. Sehingga beberapa binatang tampak stress dan kurang terurus. Di satu pihak keberadaan kebun binatang mini ini mampu menjadi sarana edukasi, namun di sini lain muncul kemirisan akibat kurang diindahkannya aspek animal welfare (kesejahteraan hewan) di sini.
Margoyoso (12)
Makam Mbah ahmad Mutamakkin (bkm-charisma.blogspot.com)
Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, petani tambak, nelayan, wiraswasta dan buruh. Margoyoso dikenal dengan industri tepung tapioka, tepatnya di Desa Ngemplak Kidul. Kecamatan ini terdapat wisata religi Makam Syekh Ronggo Kusumo (di Desa Ngemplak Kidul) dan Makam Syekh Akhmad Mutamakkin (di Desa Kajen), serta wisata alam Tambak Buntu (di Desa Purworejo). Batas-batas wilayah Kecamatan Margoyoso yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tayu dan Kecamatan Gunungwungkal Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Trangkil. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Gunungwungkal.
Pati (14)
Wellcome’s Gate of Pati City (zulilestari.blogspot.com)
Batas-batas wilayah Kecamatan Pati yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Wedarijaksa. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Juwana dan Kecamatan Jakenan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gabus. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Margorejo dan Kecamatan Wedarijaksa.
Pucakwangi (15)
Amazing panorama at Pucakwangi, in good moment (panoramio.com)
Kecamatan Pucakwangi terletak di sebelah tenggara Kabupaten Pati. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Jakenan. Batas-batas wilayah Kecamatan Pucakwangi yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jakenan. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jaken. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
* Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Winong. Di bagian selatan di batasi oleh Pegunungan Kapur Utara yang memisahkan Kabupaten Pati dengan Kabupaten Blora.
Sukolilo (16)
Suku Samin (kawruh-kejawen.blogspot.com)
Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) merupakan kumpulan masyarakat yang menolak rencana pendirian Pabrik Semen di Sukolilo-Pati. Kecamatan ini kaya dengan batuan kapur (karst). Oleh karenany, Pabrik semen Gresik tertarik untuk mendirikan pabrik di sini, dan disebabkan kasus ini pulalah nama kecamatan ini menjadi cukup populer akhir-akhir ini.
Kawasan karst aset dan sekaligus catatan panjang dari sepenggal sejarah bumi dan kehidupan di suatu wilayah. Sebagai aset, kawasan ini memiliki beragam keistimewaan. Bentang eksokarstnya unik dan berbeda dengan wilayah sekitarnya. Di ruang endokarstnya, keunikan-keunikan lain semakin banyak dijumpai. Ragam bentukan gua, lorong-lorong sungai bawahtanah, dan ornamen-ornamen batuan yang indah hanya dapat dijumpai di sini. Bahkan tak terpungkiri jika kawasan karst menjadi salah satu “lumbung air” yang sangat menentukan eksistensi makhluk hidup, dari masa ke masa. Secara arkeologis, kawasan karst ibarat “ensiklopedi” kehidupan purba yang sarat informasi. (http://blog.ugm.ac.id/)
Kawasan karst ini juga merupakan salah satu aset geokultural di wilayah utara Jawa Tengah. Potensi arkeologisnya sudah mulai terungkap melalui survei awal tahun 2008 oleh PEKINDO, berupa sejumlah besar situs gua dan data artefaktual (jse yuwono & greg d. kuswanto, 2008). Secara makro, Sukolilo memiliki posisi penting dalam pengungkapan sejarah penghunian wilayah utara Jawa, khususnya di Perbukitan Kapur Utara (Perbukitan Rembang), melengkapi hasil-hasil penelitian arkeologis yang selama ini lebih terkonsentrasi di Tuban. (http://blog.ugm.ac.id/)
Tambakromo (17)
Lapangan Tambakromo, Ponjong (panoramio.com)
Kecamatan Tambakromo terletak di bagian selatan Kabupaten Pati. Bagian selatannya merupakan bagian dari Pegunungan Kapur Utara yang sekaligus menjadi pembatas dengan Kabupaten Grobogan. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Kayen.
Batas-batas wilayah Kecamatan Tambakromo yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gabus. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Winong. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kayen.
Trangkil (18)
Pabrik Gula Trangkil (http://deeadewie.wordpress.com/)
Kecamatan Trangkil merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Wedarijaksa. Kecamatan ini beribu kota di desa Trangkil. Kecamatan Trangkil terletak lebih kurang 11 km ke arah utara kota Pati. Terletak di ketinggian antara 1-36 meter dpl, wilayah kecamatan Trangkil terdiri dari tanah Regasol, Latosol dan sebagian lagi berjenis Red yellow mediteran. Dengan luas wilayah seluas 4.284 ha yang terdiri atas lahan persawahan seluas 1.035 dan lahan bukan sawah seluas 3.249. Dengan luas wilayah ini, kecamatan Trangkil merupakan kecamatan dengan wilayah tersempit ketiga di Kabupaten Pati setelah kecamatan pati dan kecamatan Wedarijaksa.
Secara administratif, kecamatan trangki, memiliki 16 desa yang terbagi ke dalam 60 Rukun Warga (RW) dan 375 Rukun Tetangga (RW). Penduduk kecamatan Trangkil berjumlah 60.335 jiwa (2006) dengan komposisi 29.805 jiwa laki-laki dan sisanya 30.530 jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk kecamatan Trangkil berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, tebu, palawija dan tanaman buah. Dalam bidang ekonomi, masyarakat kecamatan Trangkil memiliki 2 buah pasar tradisional yang salah satunya terletak di pusat kota kecamatan.
Salah satu Gedung YPRU dan Foto Tokoh Utama dibalik masa keemasan YPRU, Yi Humam Suyuthi Alm. (ypru-undertracker.blogspot.com)
Di kecamatan ini terdapat madrasah yang terkenal, yaitu YPRU (Yayasan Perguruan Raudlatul Ulum), yang didirikan oleh salah seorang murid pendiri NU K.H Hasyim Asy’arie, yaitu K.H. Suyuthi Abdul Qodir (alm). Saat ini YPRU memiliki 3.700 siswa dan siswi TK, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Yayasan ini didanai oleh pemerintah daerah dan para hartawan. Untuk tingkat Tsanawiyah, SPP gratis.
Banyak lulusan YPRU yang diterima di perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, seperti UGM,ITS,UIN Jakarta,UIN Yogya ,STAN,UNDIP,Politeknik,UNEJ,UNS,Unnes,UNY,Unibraw,IKIP Malang,Unair dan ITB. Banyak juga yang diterima di berbagai universitas di Mesir dan Malaysia. YPRU telah lama menjalin hubungan baik dengan Universitas Al Azhar, Mesir. Al Azhar secara rutin mengirimkan guru bantu ke yayasan ini.
Di kecamatan Trangkil terdapat sebuah pabrik gula yaitu PG. Trangkil. Pabrik ini telah berdiri sejak tahun 1835, kapasitas giling terpasang awal ketika didirikan adalah 800 tth. Hingga tahun 2005 PG Trangkil melakukan Program Pengembangan PT Kebon Agung dengan sasaran kapasitas giling 4.500 tth. Pabrik gula Trangkil terletak di desa Trangkil.
Tlogowungu (19)
Air terjun Santi, Tretes (http://id.wikipedia.org/)
Tlogowungu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Tlogowungu yang terletak lebih kurang 6 km di sebelah utara kota Pati merupakan salah satu kecamatan yang berada di sisi sebelah timur lereng Gunung Muria. Dari keadaan geografi tersebut menjadikan kecamatan ini sebagai salah satu daerah pertanian yang subur. Komoditas utama daerah ini adalah padi, aneka buah-buahan, dan tanaman keras seperti pohon jati. Selain itu budi .
Kecamatan Tlogowungu terletak hanya 6 km ke arah utara dari pusat ibu kota Kabupaten Pati. Berada di sisi timur lereng gunung Muria kecamatan ini berada di ketinggian antara 20-312 meter dpl. Batas-batas wilayah Kecamatan Tlogowungu yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gunungwungkal. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Margoyoso. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pati. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gembong.
Wilayahnya seluas 9.446 ha yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas kelima setelah kecamatan Sukolilo, kecamatan Pucakwangi, kecamatan Winong dan kecamatan Kayen. Tanah di kecamatan ini berjenis tanah latosol dan red yellow mediteran.
Secara administratif, kecamatan Tlogowungu hanya terdiri atas 15 desa yang terbagi dalam 70 Rukun Warga (RW) dan 318 Rukun Tetangga (RT). Dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Pati, kecamatan Tlogowunggu, bersama kecamatan Gunungwungkal merupakan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit keempat setelah kecamatan Gembong, kecamatan Dukuhseti dan kecamatan Cluwak.
Penduduk kecamatan Tlogowungu berjumlah 49.556 jiwa (2006) dengan komposisi 24.625 jiwa laki-laki dan sisanya 24.391 jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk kecamatan Tlogowungu berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, tanaman buah dan tanaman keras.
Dalam bidang ekonomi, masyarakat kecamatan Gembong memiliki 2 buah pasar tradisional yang salah satunya terletak di pusat kota kecamatan.
Tempat-tempat pariwisata di kecamatan Tlogowungu antara lain:
1. Sendang Tirta Marta Sani (Sendang Sani)
Terletak di Desa Tamansari Kecamatan Tlogowungu. Konon, Sendang Seni adalah sebuah sumber air dimana Sunan Kalijogo akan mengambil air wudlu tetapi sebelum digunakan oleh beliau air tersebut digunakan terlebih dahulu oleh pengawalnya. Oleh Sunan Kalijaga, pengawal itu disabda menjadi seekor bulus. Hingga sekarang di komplek sendang itu masih dijumpai binatang bulus (kura-kura). Di komplek obyek ini terdapat Makam Adipati Pragola beserta pengawalnya dan masih dianggap keramat oleh masyarakat sekitarnya. Dan setiap tahun tepatnya bulan mulud (Rabiul Awal) selalu diadakan prosesi oleh Yayasan Handodento.
Fasilitas yang terdapat di obyek ini antara lain: Paseban (tempat untuk mengheningkan diri mohon kepada Sang Pencipta). Padusan (tempat mandi yang airnya diambil dari Sendangsani yang sementara dipercayai membawa berkah). Kolam renang (sarana rekreasi anak-anak dan remaja). Pemancingan ikan, Pendopo (sarana pentas kesenian Pati). Areal Parkir yang luas.
2. Bumi Perkemahan Regaloh
Bumi Perkemahan Regaloh (http://id.wikipedia.org)
Bumi perkemahan Regaloh (Agrosilvo) Tlogowungu, salah satu bumi perkemahan di Pati yang masih terawat. Merupakan sebuah area bumi perkemahan yang dikelola oleh Perum Perhutani Regaloh yang terletak di desa Regaloh, sekitar 1 km ke arah utara ibu kota kecamatan Tlogowungu. Bumi Perkemahan yang mampu menampung ribuan peserta ini merupakan salah satu tempat berkemah tervaforit di Kabupaten Pati selain Bumi Perkemahan Jolong.
Selain Bumi Perkemahan fasilitas yang tersedia antara lain: Taman rekreasi keluarga Wisma, Hutan bambu, Hutan Jati, Perkebunan Murbei, Peternakan Ulat Sutra, Peternakan Tawon Madu, Air terjun Santi (Tretes, satu dari dua air terjun Santi. Satunya lagi disebut Jenar)
Terletak di pada lereng gunung Muria di desa Gunungsari kecamatan Tlogowungu. Air tenjun kecil ini terdiri atas dua kelompok yang pertama dinamakan “Tretes” terletak di sebelah bawah di sisi sungai. Air terjun kedua dinamakan “Jenar” terletak di sebelah atas. Air terjun kedua ini lebih besar dan tinggi dari pada air terjun yang pertama.
Komplek air terjun terletak di tengah-tengah perkebunan kopi milik warga dan agak jauh dari jalan raya. Untuk mencapainya hanya pengunjung harus berjalan kaki melalui jalan setapak sejauh lebih dari 500 meter. Untuk kesana biasanya lewat dukuh santi desa Gunungsari dan juga bisa melalui jalur selatan yaitu lewat dukuh jentir desa Tajungsari. Kondisi ini membuat objek wisata ini belaum dapat dikelola dengan baik.
Tayu (20)
Suasana di alun-alun Kota Tayu (bismania.com)
Kecamatan Tayu merupakan kecamatan termaju ketiga di Kabupaten Pati setelah kecamatan Pati dan kecamatan Juwana. Terletak lebih kurang 27 km ke arah utara kota Pati, tepat di jalur yang menghubungkan Pati dengan Jepara.
Kecamatan ini berada di keinggian antara 1 – 41 meter dpl dan sebagaimana daerah lain di kabupaten Pati bagian utara, Tanah di Kecamatan Tayu terdiri atas tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol. dengan luas 4.759 ha yang terdiri atas 2.038 ha lahan sawah dan sisanya seluas 2.721 ha lahan non sawah.
Batas-batas wilayah Kecamatan Tayu yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dukuhseti. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Margoyoso. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gunungwungkal dan Kecamatan Cluwak .
Secara administratif, Tayu terbagi dalam 22 desa yang memiliki 72 Rukun Warga (RW) dan 368 Rukun Tetangga (RT). Tayu, mempunyai penduduk sebanyak 68.545 jiwa yang terdiri atas 34.074 penduduk laki-laki dan 34.471 penduduk perempuan.
Wedarijaksa (21)
Gambar salah satu Tambak di Asempapan (deeadewie.wordpress.com)
Dulunya merupakan satu kecamatan dengan kecamatan Trangkil. Kecamatan ini beribu kota di desa Wedarijaksa. Kecamatan Wedarijaksa terletak lebih kurang 9 km ke arah utara kota Pati. Terletak di ketinggian antara 1-28 meter dpl, wilayah kecamatan Wedarijaksa terdiri dari tanah Regasol, Latosol dan sebagian lagi berjenis Red yellow mediteran. Dengan luas wilayah seluas 4.085 ha yang terdiri atas lahan persawahan seluas 1.967 dan lahan bukan sawah seluas 2.118. Dengan luas wilayah ini, kecamatan Wedarijaksa merupakan kecamatan dengan wilayah tersempit kedua di Kabupaten Pati setelah kecamatan pati.
Batas-batas wilayah Kecamatan Wedarijaksa yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Trangkil dan Laut Jawa. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Juwana dan Laut Jawa. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pati. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tlogowungu. Secara administratif, kecamatan Wedarijaksa, memiliki 18 desa yang terbagi ke dalam 57 Rukun Warga (RW) dan 338 Rukun Tetangga (RW). Penduduk kecamatan Wedarijaksa berjumlah 57.666 jiwa (2006) dengan komposisi 28.630 jiwa laki-laki dan sisanya 29.036 jiwa perempuan.
Sebagian besar penduduk kecamatan Wedarijaksa berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, tebu, palawija dan tanaman buah. Selain itu tidak sedikit pula yang berprofesi di bidang niaga, industri rumah tangga dan pelayanan jasa. Dalam bidang ekonomi, masyarakat kecamatan Wedarijaksa memiliki 6 buah pasar tradisional yang salah satunya terletak di pusat kota kecamatan.
Winong (22)
Rencana Pengeboran minyak di kawasan Gunung Panti, Winong kidul (apakabarpati.com)
Kecamatan Winong terletak di tenggara Kabupaten Pati. Sebagian wilayahnya berada di Pegunungan Kapur Utara. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Jakenan. Ibukota Kecamatan Winong merupakan salah satu kota terbesar di Kabupaten Pati setelah Pati Kota, Juwana, dan Tayu. Selain itu juga dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan di Kabupaten Pati.
Batas-batas wilayah Kecamatan Winong yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jakenan. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pucakwangi. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gabus. Di bagian selatan di batasi oleh Pegunungan Kapur Utara yang memisahkan Kabupaten Pati dengan Kabupaten Blora.
For the last, yang butuh JASA DESAIN dan BORONG RUMAH bisa mampir ke web blog punya mimin ya 🙂
For the last, yang butuh JASA DESAIN dan BORONG RUMAH bisa mampir ke web blog punya mimin ya 😀
klik link ini>> GRIYA IDAMAN
HP/WA: 0852-2611-7536 (AINUN NAJIB)
Alamat: Jl Kapten Yusuf 47, Wedarijaksa. Pati-Jawa Tengah
Matursuwun